Al-Qur’an
Berbicara tentang dasar
ilmu pendidikan Islam berarti juga berbicara tentang kitab suci Al-Qur’an dan
Sunnah Rasul. Karena semua aspek kehidupan yang terkandung di dalam ajaran
Islam berasaskan
kepada kedua sumber pokok, yaitu Al-Qur’an dan Hadist. Kedua
dasar ini kemudian dikembangkan sesuai dengan pemahaman para ulama dalam bentuk qiyas syar’i, ijma’ yang diakui,
ijtihad, dan tafsir yang benar dalam bentuk hasil pemikiran yang menyeluruh dan
terpadu; tentang jagat raya, manusia, masyarakat dan bangsa, pengetahuan
kemanusiaan, dan akhlak dengan merujuk kepada sumber asal (Al-Qur’an dan Hadis)
sebagai sumber utama. Alasan bahwa pendidikan Islam bersumber pada Al-Qur’an
dan Hadis adalah berdasarkan firman Allah:
...وَمَنْ
لَمْ يَحْكُمْ بِمَاأَنْزَلَ اللهُ فَأُوْلَـئِكَ هُمُ اْلكفِرُوْنَ
Terjemahnya:
“...Barang siapa
yang tidak memutuskan menurut apa yang diturunkan Allah, maka mereka itu adalah
orang-orang yang kafir.” (QS. al-Maaidah: 44)[1]
...
وَمَنْ يُطِعِ اللهَ وَرَسُوْلَه فَقَدْ
فَازَفَوْزًاعَظِيْمًا
Tafsirnya:
“...Dan barang
siapa yang mentaati Allah dan Rasul-Nya, maka sesungguhnya ia akan bahagia
sebenar-benar bahagia.” (QS. Al-Ahzab: 71).
Ayat di atas tegas mengatakan
bahwa dasar hukum yang dapat dijadikan sebagai sumber rujukan dalam mengambil
segala kebijakan, termasuk bidang pendidikan adalah al-Qur’an. Sementara ayat
kedua menjelaskan bahwa percaya dan mematuhi Allah tidaklah cukup tanpa beriman
dan mematuhi Rasul-Nya sebagai penjelas dari segala ajaran yang diwahyukan
Allah. Oleh karena itu, apabila seseorang mematuhi Allah dan Sunah Rasul-Nya,
maka ia akan memperoleh kebahagiaan hidup, baik di dunia maupun di akhirat.
Sebaliknya, apabila manusia tidak mengatur seluruh aspek kehidupannya dengan
berlandaskan kepada kitab Allah dan Sunnah Rasul, maka kehidupan mereka akan
menjadi sempit (sengsara) dan dikuasai oleh setan.
Bagi setiap umat yang
memeluk Islam sebagai agamanya dianugerahkan oleh Allah sebuah kitab suci
Al-Qur’an yang komprehensif menjelaskan pokok-pokok ajaran yang meliputi
seluruh aspek kehidupan manusia. Oleh karena itu, sudah barang tentu dasar
pendidikan sebagai bagian dari aspek kehidupan manusia adalah bersumberkan al-Qur’an.
Nabi Muhammad SAW sebagai pendidik pertama pada masa awal pertumbuhan Islam
telah menjadikan Al-Qur’an sebagai dasar pendidikan Islam di samping Sunnah
beliau sendiri. Kedudukan al-Qur’an sebagai sumber pokok pendidikan Islam dapat
dipahami dari ayat lain, di samping ayat yang telah disebutkan sebelumnya,
yaitu firman Allah:
وَمَااَنْزَلْنَاعَلَيْكَ
اْلكِتَاب اِلَّالِتُبَيْنَ لَهُمُ الَّذِى اخْتَلَفُوْافِيْهِ وَهُدًى
َّورَحْمَةً لِقَوْمٍ يُّؤْمِنُوْنَ
Terjemahnya:
“Dan Kami tidak menurunkan kepadamu
(Al-Qur’an) ini melainkan agar kamu dapat menjelaskan kepada mereka
perselisihan itu dan menjadi petunjuk dan rahmat bagi kaum yang
beriman.”(QS.Al-Nahl:64).
Sehubungan dengan
masalah ini, Muhammad Fadhil Al-Jamali menyatakan sebagai berikut:
“Pada hakikatnya Al-Qur’an itu merupakan perbendaharaan yang
besar untuk kebudayaan manusia, terutama bidang kerohanian. Al-Qur’an pada
umumnya merupakan kitab pendidikan kemasyarakatan, moral (akhlak), dan
spiritual (kerohanian).”
Begitu pula halnya,
Al-Nadawi, sebagaimana dikutip Ramayulis, mempertegas dengan menyatakan bahwa:
“Pendidikan dan pengajaran umat Islam itu haruslah bersumber
kepada aqidah Islamiyah. Sekiranya pendidikan umat Islam itu tidak didasarkan
kepada aqidah yang bersumberkan Al-Qur’an dan Hadis, maka pendidikan itu
bukanlah pendidikan Islam, tetapi pendidikan asing.”
Islam memiliki objek
keyakinan yang jelas karena disajikan secara memuaskan lewat al-Qur’an yang
dengannya manusia akan menyaksikan realitas sebagai bahan perenungan serta
mengantarkan manusia pada pengetahuan tentang kekuasaan dan keesaan Allah
sesuai dengan tabiat psikologis dan fitrah keagamaan manusia. Jika seseorang
merenungkan firman Allah, maka ia akan menemukan bahwa Al-Qur’an menjadikan
dirinya sebagai bahan renungan sehingga ia mampu melihat bagaimana Allah
menciptakan manusia dari segumpal darah, mengajarinya membaca, menulis, atau
mendayagunakan alam semesta dan dapat dididik.
Kelebihan Al-Qur’an di
antaranya, terletak pada metode yang menakjubkan dan unik sehingga dalam konsep
pendidikan yang terkandung di dalamnya, Al-Qur’an mampu menciptakan individu
yang beriman dan senantiasa mengesakan Allah serta mengimani hari akhir.
Al-Qur’an mengawali
konsep pendidikannya dari hal yang sifatnya konkret, seperti hujan, angin,
tumbuh-tumbuhan, guntur atau kilat menuju hal yang abstrak, seperti keberadaan,
kebesaran, kekuasaan dan berbagai sifat kesempurnaan Allah.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar