Jumat, 14 Desember 2012

MUQADDIMAH

Dunia Islam dan dunia Barat memiliki pandangan berbeda mengenai pendidikan. Dunia barat sering dicirikan dengan karakternya yang khas seperti rasionalisme, empirisme, humanisme, kapitalisme,
eksistensialisme, relatifisme, atheism. Paham-paham ini berkembang di Barat kemudian dijadikan dasar pijakan bagi konsep-konsep pendidikan Barat. Di dunia Islam pendidikan Islam memiliki basis epistemologi yang berbeda. Pendidikan Islam berasaskan tiga dasar utama yakni al-Qur’an, Sunnah dan Ijtihad para ulama sebagai konsep pendidikannya. Hal inilah yang membedakan ciri pendidikan yang ada di Barat dengan pendidikan Islam. Masing-masing peradaban ini memiliki karakter yang berbeda sehingga out put yang ‘dihasilkan’ pun berbeda.
Pengertian Pendidikan Islam
Dr. Yusuf Qaradhawi memberikan pengertian pendidikan Islam sebagai pendidikan manusia seutuhnya (whole human education); akal dan hatinya, rohani dan jasmaninya; akhlak dan keterampilannya[1]. Sedangkan Prof. Dr. Hasan Langgulung merumuskan pendidikan Islam sebagai proses penyiapan generasi muda untuk mengisi peranan, memindahkan pengetahuan dan nilai-nilai Islam yang diselaraskan dengan fungsi manusia untuk beramal di dunia dan memetik hasilnya di akhirat[2].
Islam yang diwahyukan kepada Rasulullah Muhammad mengandung implikasi kependidikan yang bertujuan untuk menjadi rahmatan lil ‘alamin. Di dalamnya terkandung suatu potensi yang mengacu kepada dua fenomena perkembangan , yaitu:
1.     Potensi psikologis yang mempengaruhi manusia untuk menjadi sosok pribadi yang berkualitas bijak dan menyandang derajat mulia melebihi makhluk-makhluk lainnya.
2.     Potensi perkembangan kehidupan manusia sebagai ‘khalifah’ di muka bumi yang dinamis dan kreatif serta responsif terhadap lingkungan sekitarnya, baik yang alamiah maupun yang sosial dimana Tuhan menjadi potensi sentral perkembangannya.[3]
Dari pendapat dua tokoh Islam diatas dapat diambil kesimpulan  bahwa pendidikan Islam, bukan hanya mementingkan pembentukan pribadi untuk kebahagiaan dunia, tetapi juga untuk kebahagiaan di akhirat. Lebih dari itu, pendidikan Islam berusaha membentuk pribadi yang bernafaskan ajaran-ajaran Islam, sehingga pribadi-pribadi yang terbentuk itu tidak terlepas dari nilai-nilai agama. Hal ini mendorong perlunya mengetahui tujuan-tujuan pendidikan Islam secara jelas.


[1] Penjelasan lebih detail mengenai substansi pendidikan Islam perspektif Qaradawi lihat Yusuf al-Qaradlāwi, Al-Tarbiyah al-Islāmiyah wa Madrasah Hasan al-Banna, Kairo: Maktabah Wahbah, Cet. 3, 1992.
[2] Keterangan lebih lanjut mengenai hakekat dan falsafah pendidikan islam menurut hasan langgulung lihat Hasan Langgulung, Azas-azaz pendidikan Islam, ( Jakarta : Pustaka Al-husna, 1986 ) h. 305, manusia dan pendidikan suatu analisa psikologi dan pendidikan, ( Jakarta : Pustaka Al-husna, 1992 ) hlm. 261-262
[3] Lihat Ibid.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

PENULIS BUKU KEKERASAN ATAS NAMA AGAMA

H. HAMZAH HARUN AL-RASYID. Lahir 30 juli 1962. Alumni Universiti Kebangsaan Malaysia (UKM) ini memperoleh gelar: • Sarjana Muda (BA) 1987,...