Dunia
Islam dan dunia Barat memiliki pandangan berbeda mengenai pendidikan. Dunia
barat sering dicirikan dengan karakternya yang khas seperti rasionalisme,
empirisme, humanisme, kapitalisme,
eksistensialisme, relatifisme, atheism.
Paham-paham ini berkembang di Barat kemudian dijadikan dasar pijakan bagi
konsep-konsep pendidikan Barat. Di dunia Islam pendidikan Islam memiliki basis
epistemologi yang berbeda. Pendidikan Islam berasaskan tiga dasar utama yakni al-Qur’an,
Sunnah dan Ijtihad para ulama sebagai konsep pendidikannya. Hal inilah yang
membedakan ciri pendidikan yang ada di Barat dengan pendidikan Islam.
Masing-masing peradaban ini memiliki karakter yang berbeda sehingga out put
yang ‘dihasilkan’ pun berbeda.
Pengertian Pendidikan Islam
Dr.
Yusuf Qaradhawi memberikan pengertian pendidikan Islam sebagai pendidikan
manusia seutuhnya (whole human education); akal dan
hatinya, rohani dan jasmaninya; akhlak dan keterampilannya[1]. Sedangkan
Prof. Dr. Hasan Langgulung merumuskan pendidikan Islam sebagai proses penyiapan
generasi muda untuk mengisi peranan, memindahkan pengetahuan dan nilai-nilai
Islam yang diselaraskan dengan fungsi manusia untuk beramal di dunia dan
memetik hasilnya di akhirat[2].
Islam
yang diwahyukan kepada Rasulullah Muhammad mengandung implikasi kependidikan
yang bertujuan untuk menjadi rahmatan lil ‘alamin. Di
dalamnya terkandung suatu potensi yang mengacu kepada dua fenomena perkembangan
, yaitu:
1. Potensi psikologis
yang mempengaruhi manusia untuk menjadi sosok pribadi yang berkualitas bijak
dan menyandang derajat mulia melebihi makhluk-makhluk lainnya.
2. Potensi perkembangan
kehidupan manusia sebagai ‘khalifah’ di muka
bumi yang dinamis dan kreatif serta responsif terhadap lingkungan sekitarnya,
baik yang alamiah maupun yang sosial dimana Tuhan menjadi potensi sentral
perkembangannya.[3]
Dari
pendapat dua tokoh Islam diatas dapat diambil kesimpulan bahwa pendidikan
Islam, bukan hanya mementingkan pembentukan pribadi untuk kebahagiaan dunia,
tetapi juga untuk kebahagiaan di akhirat. Lebih dari itu, pendidikan Islam
berusaha membentuk pribadi yang bernafaskan ajaran-ajaran Islam, sehingga
pribadi-pribadi yang terbentuk itu tidak terlepas dari nilai-nilai agama. Hal
ini mendorong perlunya mengetahui tujuan-tujuan pendidikan Islam secara jelas.
[1] Penjelasan lebih detail mengenai substansi
pendidikan Islam perspektif Qaradawi lihat Yusuf al-Qaradlāwi, Al-Tarbiyah al-Islāmiyah wa Madrasah Hasan al-Banna,
Kairo: Maktabah Wahbah, Cet. 3, 1992.
[2] Keterangan lebih lanjut mengenai
hakekat dan falsafah pendidikan islam menurut hasan langgulung lihat Hasan
Langgulung, Azas-azaz pendidikan Islam, ( Jakarta : Pustaka Al-husna, 1986 ) h. 305, manusia dan pendidikan suatu
analisa psikologi dan pendidikan, ( Jakarta : Pustaka Al-husna, 1992 ) hlm. 261-262
[3] Lihat Ibid.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar