Dasar
Sosial
Pendidikan merupakan
bagian yang tidak dapat dipisahkan dari kehidupan manusia. John Dewey
menyatakan, bahwa pendidikan sebagai salah satu keperluan mendasar, fungsi
sosial, sebagai bimbingan,
sarana pertumbuhan yang mempersiapkan dan membukakan
serta membentuk disiplin hidup (Zakiah Darajat, 1983:1). Pernyataan ini
setidaknya mengisyaratkan bahwa bagaimanapun sederhananya suatu komunitas
manusia memerlukan adanya pendidikan. Maka dalam pengertian umum, kehidupan
dari komunitas tersebut akan ditentukan aktifitas pendidikan di dalamnya. Sebab
pendidikan, secara alami sudah merupakan keperluan hidup manusia.
Pendidikan berlangsung
dalam pergaulan antara pendidik dengan anak didik. Dapatnya anak didik bergaul karena
baik pendidik maupun anak didik adalah merupakan makhluk sosial,yaitu makhluk
yang selalu saling berintegrasi, saling tolong menolong, saling ingin maju,
ingin berkumpul, ingin menyesuaikan diri, hidup dalam kebersamaan dan lain
sebagainya. Sifat sebagai makhluk sosial sudah dimiliki sejak bayi, dan
tampaknya merupakan potensi yang dibawa sejak lahir.
Karakteristik manusia sebagai
makhluk sosial memiliki beberapa ciri; pertama, sifat ketergantungan
manusia dengan manusia lainnya. Kedua, sifat adaptability dan intelegensi. Dengan
demikian, manusia sebagai makhluk sosial, menjadikan sosiologi sebagai landasan
bagi proses dan pelaksanaan pendidikan, karena memang karakteristik dasar
manusia sebagai makhluk sosial akan berkembang dengan baik dan menghasilkan
kebudayaan-kebudayaan yang bernilai serta peradaban tinggi melalui
pendidikan.
Banyak aspek sosial
yang mempengaruhi pendidikan, baik dari segi konsep, teori, dan pelaksanaannya.
Dimensi-dimensi sosial yang biasanya tercakup dalam aspek sosial ini adalah
fungsi-fungsi sosial yang dimainkan oleh pendidikan seperti pewarisan budaya
yang dominan pada kawasan-kawasan tertentu di suatu lembaga pendidikan, seperti
sekolah, faktor-faktor organisasi dari segi birokrasi, dan sistem pendidikan
sendiri.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar