A. Dasar Aqidah Islamiyah
Aqidah Islamiyah menduduki posisi sangat sentral dan fundamental dalam Islam karena ia ditautkan dengan rukun iman yang menjadi asas seluruh ajaran Islam. Karena itu, dapatlah bermakna bahwa aqidah Islamiyah sebagai dasar, sumber dan arah kehidupan manusia. Aqidah Islamiyah bersumber dari al-Qur’an dan al-Sunnah baik dalam komunikasi spiritual maupun sosial.
Al-Qur’an, juga al-Sunnah mengandung ajaran keimanan berupa; keimanan kepada Allah, Rasul, Kitab, Malaikat, Hari Akhirat dan Qadha’ dan Qadar. Namun dalam refleksi sosial hakikat keimanan terwujud berupa pengakuan, kepuasan dan ketentraman batin sebagai pembuktian akan kekuasaan ada-Nya .
Manusia tidak akan meyakini dan mengetahui Allah melalui sifat-sifat tanpa dijelaskan al-Qur’an dan al-Sunnah. Demikian halnya manusia tidak meyakini dan mengetahui Rasul Muhammad dan para Nabi dan Rasul pada masa lampau dan hal-hal yang diberikan kepadanya selain dijelaskan pada al-Qur’an. Karena itu, al-Qur’an, dan al-Sunnah berfungsi sebagai dasar, sumber, dan arah aqidah Islamiyyah.
Allah memerintahkan seorang muslim taat kepada Allah dan taat kepda Rasul Allah. (Q.S. Al-Nisa (4) ; 59 dan 80). Ketaatan yang dimaksud oleh Allah harus terhindar dari sikap berpaling, karena dapat menurunkan bahkan menggugurkan kualitas ke-Tauhid-an kepada Allah. Agar manusia tidak berpaling, maka Rasulullah S.a.w. menetapkan dua kitab suci yaitu; Al Qur’an dan Hadits Rasulullah seperti yang dikemukakan dalam Hadits: ”Aku tinggalkan untukmu dua perkara kamu tidak akan sesat selama berpegang kepada keduanya yeitu al- Qur’an Dn Sunnah Rasul.(HR Malik).
B. Tujuan Aqidah Islamiyah
Islam yang dibawa oleh nabi Muhammad SAW, membawa dan mengandung misi keimanan kepada Allah yang wajib disembah. Dalam rangka mengubah kehidupan manusia Nabi SAW. Terus menerus menyuruh manusia agar mengikuti agama yang diturunkan Allah SWT dan jangan bercerai berai atau mengikuti agama lain. Oleh karena itu Aqidah Islamiyah bertujuan yaitu:
1. Menentukan orientasi kehiduapan
Aqidah Islamiyah menentukan orientasi kehidupan yang benar kepada umat Islam yaitu dalam bertingkah laku, mendorong mereka untuk melakukan amal kebajikan. Orientasi yang dimaksud adalah niat yang ikhlas yang terkandung dalam setaiap perbuatan manusia.
2. Mempertebal keyakinan
Aqidah Islamiyah akan menguatkan dan memantapkan keyakinan akan kebenaran ajaran Islam. Islam diterima sebagaimana terdapat dalam al-Quran. “Pada hari ini telah Kusempurnakan untuk kamu agamamu, dan telah Kucukupkan kepadamu nikmat-Ku, dan telah kuridhai Islam itu menjadi agama bagimu ” (QS. Al-Maidah: 3). Al-Qur’an juga menjelaskan bahwa sesungguhnya agama yang mendapat restu dari Allah adalah agama Islam (Q.s. Ali Imran:19), bahkan Allah Swt lebih mempertegas bahwa barangsiapa menganut agama selain Islam Allah tidak akan menerimanya (Q.s.Ali Imran: 85).
3. Membankitkan rasa ketuhanan
Manusia adalah makhluk religi yaitu makhluk yang memiliki nurani beragama, naluri tersebut telah ada semenjak manusia hidup, dapat tumbuh dan berkembang berdasarkan interaksi dan pengaruh yang diterimanya. (QS. Al A’raf 7:172). Secara esensial manusia dibedakan karena amal dan ketakwaannya. Bukan karena keturunan, warna kulut atau kewarganegaraannya, bukan pula pangkat, harta, dan jabatan yang disandangnya, keyakinan tersebut membuat manusia terlapas dari penindasan, perbudakan, karena itu bertentangan dengan Aqidah Islamiyah yang diyakininya.
4. Memberikan kepastian
Aqidah Islamiah memberikan pedoman hidup yang pasti dan pegangan yang kuat supaya dapat membedakan antara yang baik dan harus dijalankannya, dan mana yang buruk dan harus dijauhi. (QS.Al BAqarah 2:185).
5. Berani berjuang
Aqidah Islamiah akan mendorong manusia berani berjuang menegakkan kebenaran, berani dalam pengertian bahwa seseorang mempunyai kesiapan untuk menyatakan kebenaran sekalipun akan tersisi dengan sesamnya. Kebenaran sudah mendarah daging dalam kehidupannya. Dia rela terhina dihadapan manusia karena menjunjung tinggi kebenaran.
6. Bertawakkal dan tenteram
Seseorang yang memiliki dan kuat aqidahnya meyakini bahwa segala sesuatu akan terjadi atau gagal karena kehendak dari Allah. Tugas utama manusia adalah bekerja ihktiar berdasarkan ketetapan yang benar sedangkan hasilnya diserahkan pada Allah atau bertawakkal.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar