Rukun-Rukun Iman Dan Fungsinya Dalam Kehidupan
Keyakinan Kepada Para Malaikat
Malaikat adalah mahkluk gaib, tidak dapat ditangkap oleh pancaindera manusia. Akan tetapi, malaikat dapat menjelmakan dirinya seperti manusia, seperti malaikat Jibril menjadi manusia dihadapan Maryam, ibu Isa al-Masih (Q.s Maryam (19):16-17), misalnya. Mereka diciptakan Tuhan dari cahaya dengan sifat atau pembawaan antara lain (1) selalu taat dan patuh kepada Allah, (2) senantiasa membenarkan dan melaksanakan perintah Allah, para malaikat mempunyai tugas tertentu; (a) di alam gaib, dan (b) di alam dunia. Tugas malaikat di (b) alam dunia antara lain (1) Menyampaikan wahyu Allah kepada manusia melalui para rasul-Nya, (2) mengukuhkan hati orang-orang yang beriman, (3) memberi pertolongan pada manusia, (4) membantu perkembangan rohani manusia, (5)mendorong manusia untuk berbuat baik, (6) mencatat perbuatan manusia, (7) melaksanakan hukuman Allah.
Dari uraian tugas para malaikat tersebut diatas jelas bahwa tugas-tugas itu berhubungan langsung dengan penumbuhan dan pengembangan rohani manusia. Itulah salah satu sebabnya mengapa manusia wajib meyakini adanya mahluk yang bertugas untuk menumbuhkan dan mengembangkan rohaninya. Kewajiban untuk percaya kepada malaikat di nyatakan dengan tegas oleh Allah dalam firman-Nya di dalam al-Qur’an surah al-Baqarah (2) Ayat 177,…”Sesungguhnya kebajikan itu ialah beriman kepada Allah, hari kemudian, malaikat-malaikat…”
Beriman kepada para malaikat mempunyai konsekuensi terhadap seorang muslim. Konsekuensinya, seorang muslim harus meyakini adanya kehidupan rohani yang harus dikembangkan sesui denga dorongan para malaikat itu.
Selain para malaikat ada makhluk ghaib lain ciptaan Tuhan. Yang dimksud adalah syaithan. Syaithan diciptakan dari api. Berbeda dengan malaikat yang nendorong manusia berbuat baik, kerja syaithan adalah menyesatkan manusia. Kalau ada gerak hati seseorang untuk berbuat jahat, itu tandanya manusia tersebut mendapat bisikan syaithan. Jika ia ingin berbuat baik, itu indikasi bahwa malaikat berhasil menyampaikan bisikannya pada manusia yang bersangkutan.
Gerak hati untuk melakukan perbuatan jahat atau gerak hati untuk berbuat baik didalam diri sesesorang ditimbang oleh akalnya. Akallah yang memberi keputusan. Keputusan akal menimbulkan kehendak (will) pada diri manusia yang bersangkutan. Kehendak itu bebas memilih mana yang akan dilakukan.
Menurut ajaran Islam, setiap manusia mempunyai kecenderungan untuk berbuat baik dan atau berbuat jahat. Kecenderungan berbuat baik dikembangkan oleh malaikt dan kecenderungan berbuat jahat dimanfaaatkan oleh syaithan dengan berbagai tipu daya. Itulah sebabnya maka akal manusia yang mempertimbangkan kedua kecenderungan itu perlu diisi dengan iman kepada wahyu yang sengaja diturunkan tuhan untuk menjadi pedoman hidup manusia. Ada makhluk halus lain, yang juga diciptakan oleh api, disebut iblis yang termasuk kedalam kategori syaithan. Iblis adalah makhluk ghaib yang berusaha dengan berbagai cara menjerumuskan manusia kelembah kesesatan dengan merangsang nafsu rendah manusia, dan selalu berusaha mempengaruhi manusia agar berperilaku sama dengan iblis (Gazalba, 1976: 38).
Selain dari apa yang telah dikemukakan di atas, ada mahluk halus lain yang disebut Jin. Sama halnya dengan iblis yang dapat menyerupakan dirinya kedalam berbagai beentuk, jin juga kadang-kadang dapat memperlihatkan dirinya sebagai makhluk biasa seperti binatang sebagai mahluk yang luar biasa. Jin ada yang baik dan ada pula yang buruk ada taat ada pula yang ingkar kepada Allah. Paham dan pendirian mereka sema dengan manusia. Dalam kepustakaan, yang baik dan patuh kepada Allah disebut jin Isalm, sedang yang jahat disebut jin kafir. Karena persamaannya itu kewajiban jin dan manusia juga sama yakni mengabdi kepada Allah. “tidak kuciptakan jin dan manusia, kecuali untuk mengabdi kepada-Ku “ . (al- Zariyat (51) ayat 56.
Malaikat, syaithan, iblis dan jin adalah makhluk-makhluk halus yang tidak dapat ditangkap oleh pancaindera manusia dalam bentuknya yang asli. Sebagai makhluk halus yang berada di alam ghaib wujudnya sama dengan malaikat, tetapi sifat dan tugasnya berbeda. Malaikat mendorong manusia berbuat baik, sedang syaithan, iblis dan jin (kafir) pada umunya mengajak manusia berbuat jahat.
Malaikat tidak mungkin diteliti oleh ilmu pengetahuan karna ia berada dalam alam ghaib hakiki atau alam ghaib mutlak. Pengetahuan manusia biasa mengenai alam ghaib mutlak itu terbatas dan bersifat spekulatif pula. Hanya Allah dan Rasul-Nya yang mampu memberikan pengetahuan yang pasti dan benar tentang itu. Melalui sunnah nabi-Nya kita mendapat keterangan tentang tugas para malaikat. Diantaranya ada yang mencabut nyawa (Izrail), menjaga neraka (Malik), mengawal syurga (Ridwan), menanyai orng mati tentang imannya(Mungkar dan Nakir), mencatat segala perbuatan manusia (Raqib dan Atid). Adapula malaikat (Israfil) yang meniupkan nafiri sangkakala untuk membangkitkan manusia dihari perhitungan kelak (Kenneth W. Morgan, 1980:459). Tentang para malaikat hanya sedikit pengetahuan manusia. Itupun dalam garis-garis besarnya saja. Kita menerima kebenaran tentang adanya malaikat dan tugas-tugasnya itu melalui akal kita yakni akal sebagai kurnia Ilahi yang mengikatkan manusia pada Alah.
Allah menyampaikan wahyu-Nya kepada manusia melalui malaikat Jibril. Wahyu itu terhimpun dalam kitab-kitab suci.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar