Sabtu, 04 Februari 2012

SEJARAH PERKEMBANGAN ILMU

Kemajuan Ilmu Zaman Kontemporer


Perkembangan dan kemajuan peradaban manusia tidak bisa dilepaskan dari peran ilmu tahap-tahap perkembangan itu kita menyebut dalam konteks ini sebagai periodesasi sejarah perkembangan ilmu; sejak dari zaman klasik, zaman pertengahan, zaman moderen, dan zaman kontermporer.  Oleh karena itu, melihat sejarah perkembangan ilmu zaman kontemporer, tidak lain adalah mengamati pemanfaatan dan pengembangan lebih lanjut dari rentetan sejarah ilmu sebelumnya, yang dimaksud dengan zaman kontemporer dalam konteks ini adalah era tahun-tahun terakhir yang kita jalani hingga saat sekarang ini.
Ilmu yang berawal sejak sekitar abad ke -15, sedangkan zaman kontemporer memfokuskan sorotannya pada berbagai perkembangan terakhir yang terjadi hingga saat sekarang. Sebagaimana ilmu di zaman modern mempunyai karakteristik khusus yang membedakannya dengan ilmu di zaman klasik dan zaman pertengahan, maka ilmu kontemporer pun demikian. Zaman moderen misalnya, dalam banyak hal melakukan dekonsterksi terhadap teori-teori yang dianggap established (mapan) pada masa pertengahan atau zaman klasik, setidaknya dua contoh yang sangat menonjol bisa dikemukakan di sini. Pertama, pendapat yang dikemukakan oleh Copernicus (1473-1543) tentang teori heliosentrisme, bahwa matahari adalah pusat tata surya dan planet-planet termasuk bumi berputar mengelilingi mataharari. Teori ini jelas-jelas bertentangan dengan pendapat  yang diterima secara umum manusia saat itu, yaitu geosentrisme yang menyatakan bahwa bumilah yang menjadi pusat tata surya.
Kedua, metode induktif yang diperkenalkan oleh Francis Bacon(1560-1626). Ia telah memberikan sumbangan yang penting dalam menembus metode berpikir deduktif yang penggunaannya secara berlebihan telah menyebabkan dunia keilmuan mengalami kemacetan. Francis Bacon menekankan untuk mendasarkan semua pengetahuan dan ilmu atas dasar pengalaman. Ia menganjurkan agar para sarjana dalam menyusun ilmu mengumpulkan sebanyak mungkin fakta pengalaman (emperical brute facts) untuk selanjutnya dianalisis.
Satu hal lain yang menjadi karakter spesifik ilmu kontemporer dan dalam konteks ini ciri tersebut akan lebih dapat kita temukan secara relatif lebih mudah pada bidang-bidang sosial, yaitu bahwa ilmu kontemporer tidak segan-segan melakukan dekonstruksi dan peruntuhan terhadap teori-teori ilmu yang pernah ada untuk kemudian menyodorkan pandangan-pandangan baru dalam rekontruksi ilmu yang mereka bangun. Begitulah perkembangan ilmu di zaman kontemporer meliputi hampir seluruh bidang ilmu dan teknologi.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

PENULIS BUKU KEKERASAN ATAS NAMA AGAMA

H. HAMZAH HARUN AL-RASYID. Lahir 30 juli 1962. Alumni Universiti Kebangsaan Malaysia (UKM) ini memperoleh gelar: • Sarjana Muda (BA) 1987,...