Mehdi Ha’iri Yazdi adalah salah satu tokoh yang langka dalam ranah kajian filsafat Islam berbicara tentang filsafat dan pemikiran Barat. Karena ia mempelajari dan mengenal pemikiran Barat dari tangan pertama. Ia bisa dipandang sebagai orang pertama yang setelah dididik sejak masa kecilnya dalam ilmu-ilmu keislaman tradisional dan kemudian dalam
pemikiran Ibnu Sina, Suhrawardi, Ibnu ‘Arabi, Nashiruddin Thusi, Mulla Shadra dan lain-lain, kemudian menyerap dunia pemikiran Kant dan Hegel, Russell dan Wittgenstein dan menulis tentang masalah-masalah yang dihadapkan oleh pemikiran Barat. Tulisan-tulisannya karenanya memiliki signifikansi khusus dalam arena intelektual Islam kontemporer.[1]Mehdi Ha’iri Yazdi telah menulis sejumlah besar makalah dan buku-buku penting dalam bahasa Persia dan Arab serta beberapa karya dalam bahasa Inggris. Buku-bukunya mencakup ‘Ilm Kulli (Pengetahuan Universal), Kawisyhayi ‘Aql Al-Nazhari (Penyelidikan mengenai akal murni), Agahi wa Quwahi (Konsep dan Penilaian), yang adalah terjemahan dari dan komentar tentang Al-Tashawwur wa Al-Tashdiq karya Mulla Shadra, Kawisyhayi ‘Aql Al-‘Amali (Penyelidikan tentang Akal Praktis), yang membahas masalah-masalah tertentu dalam filsafat etika dengan cara yang belum pernah dilakukan orang sebelumnya dalam pemikiran Islam, Hiram-i Hasti (Piramida Eksistensi), dan Metaphysics. Dia juga telah menulis sebuah komentar tentang Al-Syifa’ karangan Ibnu Sina.[2]
Karya-karya ini serta sejumlah besar artikel dan esai mengungkapkan bahwa Ha’iri sebagai seorang filosof penting yang berdiri kokoh dalam tradisi filsafat Islam, namun juga membahas baerbagai isu dengan cara yang tak bisa ditemui orang dalam karya-karya para pemikir terdahulu. Dia adalah seorang pemikir orisinal, dalam pengertian tradisional dan tidak remeh dari term itu, karena ia kembali ke asal usul, kepada prinsip-prinsip yang kemudian ia terapkan kepada masalah-masalah dan situasi-situasi yang banyak di antaranya tidak dihadapi oleh pemikir-pemikir Islam di masa lampau. Dia di satu pihak membahas isu-isu terkenal dalam filsafat Islam dan di lain pihak juga membahas masalah-masalah baru yang timbul dari tantangan yang dihadapkan oleh pemikiran filsafat Barat modern kepada semua tradisi intelektual non-Barat. Dia juga adalah seorang ahli perbandingan, dan karyanya mencakup sebagian dari karya-karya terbaik yang ditulis tentang filsafat perbandingan (comparative philosophy) sejauh menyangkut filsafat Islam dan filsafat Barat.[3]
Tidak ada komentar:
Posting Komentar