Rabu, 08 Februari 2012

PENGENALAN AWAL FILSAFAT PENDIDIKAN ISLAM

  Perkembangan Filsafat pendidikan Islam

                 Sejarah menunjukkan bahwa kini Filsafat tidak lagi membawa pemikiran pada subyek besar sebagaimana masa lalu. Kemajuan ilmu pengetahuan  dan terutama ilmu pengetahuan alam telah
menggoyahkan dasar-dasar pemikiran Filsafat. Banyak hal yang semula merupakan salah satu bagian dari ilmu filsafat yang membehas tentang ilmu asal (epistemology), kini telah menjadi topic pokok perhatian dari pada ilmu-ilmu fisiologis dan psikologis.


Kosmologi telah berhasil meneliti dalam anstronomi dan fisika, dan logika dengan cemerlang berhasil memodifikasikan diri lewat karya-karya tokoh-tok ahli Matematika. Begitu juga metafisika dan etika dengan tanpa meninggalkan cacat sedikitpun tidak terhindar dari kemajuan ilmu pengetahuan. Banyak para ahli filsafat modern menolak sama sekali seluruh pertanyaan-pertanyaan metafisika sebagai omong kosong, karena keyakinan terhadap pernyataan-peryataan itu tidak didasarkan pada penelitian, setidak tidaknya sebagai kerangka yang biasa digunakan. Ini berarti bahwa para filosof itu seperti menjelaskan bahwa peryataan-pernyataan etis itu tidak berdasarkan fakta tetapi hanyalah bentuk kalimat-kaliamat yang tidak dibuktikan, walaupun rasionalnya barang kali mereka membenarkan.
                 Namun begitu tidak berarti bahwa para filosof itu semuanya bersifat skeptic. Hal ini nampak dalam komentar berikut yaitu : filsafat meskipun kejayaannya tidak lama dan termasuk semua subyek yang semasa Plato pokok persoalannya kebanyakan boleh dikatakan bebagai kemutlakan, kekekalan dan keabadian telah luntur, akan tetapi tidak berarti mereka itu tergolong orang yang meragukan.
                 Pada mulanya filsafat memang diakui sebagai induk ilmu pengetahuan (The Mother of Sciences). Mulanya filsafat harus mampu menjawab pertanyaan tentang segala sesuatu dan segala macam hal. Soal-soal yang berhubungan dengan alam semesta, manusia dengan segala problematika dan kehidupannya, dibicarakan oleh filsafat. Kemudian karena perkembangan dan keadaan masyarakat, banyak problem yang tidak dijawab lagi oleh filsafat. Lahirlah filsafat ilmu pengetahuan yang sanggup memberi jawaban terhadap problem-problemte tersebut. Dengan perkembangan metodologi ilmiah yang semakin pesat. Berkembang pula ilmu pengetahuan tersebut dalam bentuk disiplin-disiplin ilmu dengan kekhhususannya masing-masing. Setiap disiplin ilmu memiliki obyek dan saran yang berbeda-beda, yang terpisah satu sama lain. Suatu disiplin ilmu pengetahuan mengurus dan mengembangkan bidang garapannya sendidri-sendiri dengan tidak memperhatikan kaitan serta hubungannya dengan bidang-bidang lainnya. Akibatnya terjadi spesialisasi dan pemisahan antar berbagai macam disiplin ilmu tersebut, dan ilmu pengetahuan semakin kehilangan relevasinya dengan dan dalam segala macam problrmatikanya.
                 Spesialis dalam suatu bidang atau disiplin ilmu, akan cenderung memandang, menghadapi dan memecahkan problematika hidup dan kehidupan yang di hadapinya dari sudut disiplin ilmu yang menjadi spesialisasinya. Padahal hidup dan kehidupan manusia itu pada hakikatnya adalah merupakan satu system, yang komponen-komponennya berhubungan satu sama lain secara fungsional. Dengan demikian dalam menghadapi problem hidup dan kehidupan tersebut diperlukan pendekatan yang bersifat sistematis, utuh dan menyeluruh.
                 Filsafat dengan cara kerjanya yang bersifat sistematis, universal (menyeluruh) dan radikal, yang mengupas menganalisa sesuatu secara mendalam ternyata sangat relevan dengan problematika hidup dan kehidupan manusia serta mampu menjadi perekat kembali antara berbagai macam disiplin ilmu yang terpisah kaitannya satu sama lain.
Dengan demikian, dengan menggunakan analisis filsafat, berbagai macam disiplin ilmu yang berkembangan sekarang ini, akan menemukan kembali relevensinya dengan hidup dengan hidup dan kehidupan masyarakat dan akan lebih mampu lagi meningkatkan fungsinya bagi kesejahtraan hidup manusia.
                 Dengan uraian tersebut, nampaknya filsafat telah berkembang dan berubah fungsinya dari sebagai induk ilmu pengetahuan (the mother of sicences) menjadi semacam pendekatan dan perekat kembali berbagai macam ilmu pengetahuan yang telah berkembang pesat yang menjadi terpisah satu dengan lainnya (interdisciplinary approach), dan sekarang lebih cenderung menjadi alat analisa dalam memecahkan permasalahan filosofis dari dunia ilmu pengetahuan dan kehidupan manusia yang nyata (Philosophical analysis).
                 Begitu juga filsafat pendidikan mengalami perubahan dan kemajuan yang cukup besar. Dulu seorang filosof biasanya sebagai penguasa tunggal yang berwenang dalam suatu filsafat tentang pendidikan yang sistematis sebagaimana idealism, realism, atau pragmaisme, dalam usaha untuk menyimpulkan dari prinsip-prinsip umum filsafat tersebut, hakekat dan tujuan pendidikan, sedang kini seorang filosof tidak banyak memungkinkan untuk mengerjakan segala sesuatu pada skala besar, memang barangkali meninggalkan berbagai sumber dan dan berusaha merangkum filsafat pendidikan sebagai usaha mempercepat keahlian masyarakat dan harapan produktifitas, keinginan yang serba banyak, permasalahan yang serba semua, uraian-uraian abstrak, dasar-dasar yang hampa dan petunjuk-petunjuk yang kurang praktis operatif.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

PENULIS BUKU KEKERASAN ATAS NAMA AGAMA

H. HAMZAH HARUN AL-RASYID. Lahir 30 juli 1962. Alumni Universiti Kebangsaan Malaysia (UKM) ini memperoleh gelar: • Sarjana Muda (BA) 1987,...