Rasionalisme
Kaum rasionalis menggunakan metode deduktif dalam menyusun pengetahuannya. Premis yang dipakai dalam penalarannya didapatkan dari ide yang menurut anggapannya jelas dan dapat diterima. Prinsip itu sendiri ada jauh sebelum manusia berusaha memikirkannya, fungsi pemikiran manusia hanyalah mengenali prinsip tersebut yang kemudian menjadi pengetahuannya. Secara singkat dapat dikatakan bahwa ide bagi kaum rasionalis dalah bersifat apriori. Dalam hal ini, maka pemikiran rasional cenderung bersifat subjectif dan solipistik atau hanya benar dalam kerangka pemikiran tertentu yang berbeda dalam benak orang yang berfikir tersebut.
Empiris
Kaum empiris berpendapat bahwa pengetahuan manusia itu bukan didapatkan melalui penalaran rasional yang abstrak, namun lewat pengalaman yang konkret. Dengan menggunakan metode induktif maka dapat disusun pengetahuan yang berlaku secara umum lewat pengamatan terhadap gejala-gejala fisik yang bersifat individual. Masalah utama yang timbul dalam penyusunan pengetahuan secara empiris ini ialah bahwa pengetahuan yang dikumpulkan itu cenderung menjadi suatu kumpulan fakta-fakta. Kumpulan tersebut belum tentu bersifat konsisten dan mungkin saja terdapat hal-hal yang bersifat kontradiktif.
IntuisidanWahyu
Intuisi merupakan pengetahuan yang didapatkan tanpa melalui proses penalaran tertentu. Intuisi bersifat personal dan tidak dapat diramalkan. Sebagai dasar untuk menyusun pengetahuan secara teratur maka intuisi ini tidak dapat diandalkan. Pengetahuan intuitif dapat dipergunakan sebagai hipotesis bagi analisis selanjutnya dalam mennetukan kebenaran. Sedangkan wahyu merupakan pengetahuan yang disampaikan oleh Tuhan kepada manusia. Pengetahuan ini didasarkan kepada kepercayaan akan hal-hal yang ghaib (supranatural). Kepercayaan kepada Tuhan merupakan sumber segala pengetahuan, sebab kepercayaan merupakan titik tolak dalam beragama.
Dari ketiga sumber pengetahuan tersebut, dapat difahami bahwa di dalam Islam, sumber semua ilmu pengetahuan adalah Allah melalui wahyu yang diberikan kepada hamba pilihanNya. Semua ilmu tidak dapat dilepaskan dari kekuatan dan kekuasaan Tuhan. Adapun cara memperolehnya yaitu dengan menggunakan instink dan nalar akal). Ilmu yang dikuasai manusia selama ini sangat terbatas dan sediki sekali apabila dibandingkan dengan ilmu Allah SWT.
Kaum empiris berpendapat bahwa pengetahuan manusia itu bukan didapatkan melalui penalaran rasional yang abstrak, namun lewat pengalaman yang konkret. Dengan menggunakan metode induktif maka dapat disusun pengetahuan yang berlaku secara umum lewat pengamatan terhadap gejala-gejala fisik yang bersifat individual. Masalah utama yang timbul dalam penyusunan pengetahuan secara empiris ini ialah bahwa pengetahuan yang dikumpulkan itu cenderung menjadi suatu kumpulan fakta-fakta. Kumpulan tersebut belum tentu bersifat konsisten dan mungkin saja terdapat hal-hal yang bersifat kontradiktif.
IntuisidanWahyu
Intuisi merupakan pengetahuan yang didapatkan tanpa melalui proses penalaran tertentu. Intuisi bersifat personal dan tidak dapat diramalkan. Sebagai dasar untuk menyusun pengetahuan secara teratur maka intuisi ini tidak dapat diandalkan. Pengetahuan intuitif dapat dipergunakan sebagai hipotesis bagi analisis selanjutnya dalam mennetukan kebenaran. Sedangkan wahyu merupakan pengetahuan yang disampaikan oleh Tuhan kepada manusia. Pengetahuan ini didasarkan kepada kepercayaan akan hal-hal yang ghaib (supranatural). Kepercayaan kepada Tuhan merupakan sumber segala pengetahuan, sebab kepercayaan merupakan titik tolak dalam beragama.
Dari ketiga sumber pengetahuan tersebut, dapat difahami bahwa di dalam Islam, sumber semua ilmu pengetahuan adalah Allah melalui wahyu yang diberikan kepada hamba pilihanNya. Semua ilmu tidak dapat dilepaskan dari kekuatan dan kekuasaan Tuhan. Adapun cara memperolehnya yaitu dengan menggunakan instink dan nalar akal). Ilmu yang dikuasai manusia selama ini sangat terbatas dan sediki sekali apabila dibandingkan dengan ilmu Allah SWT.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar