Rabu, 08 Februari 2012

Sejarah Pendidikan Islam di Iran


Shah Reza Pahlevi mendirikan Bank Nasional dan berbagai sekolah negeri lalu mencanangkan program wajib belajar. Univeritas Teheran didirikan , para perempuan pun dapat mendaftar kuliah meski sebelumnya telah dilarang. Dipuncak pemerintahan Pahlevi tiba-tiba meletus perang dunia ke dua. Iran menyatakan Negara netral. Namun Rusia menyerang Iran sebagai jalur komunikasi dan transportasi yang aman untuk menyerang Jerman, akhirnya Iran mengalami penderitaan yang berat maka Iran menegosiasi
perusahaan minyak di Iran dengan memasarkan minyak dalam jumlah yang banyak. Akhirnya Iran menjadi Negara terkaya pengekspor minyak di dunia, meski Pahlevi membuka hubungan bilateral dengan Amerika serikat dengan mengadopsi budaya Barat dengan melakukan westernisasi baginya kemajuan Barat dapat dilakukan untuk memodernisasi Iran.

4
 
Perubahan struktur dan pola kebudayaan Iran pun bergeser kearah sekuler. Program White Revolution mengganti tatanan lama ke budaya baru pelaksanaan hukum dan Undang-undang mengadopsi gaya prancis yang sekuler. Mengganti purda, cadar atau jilbab dengan semena-mena, kalender Hijriyah yang dulu telah digunakan diganti dengan kalender kerajaan dari agama Mitraisme pada kejayaan Cirus. Bahkan tak pelak lagi hukum yang berisi ayat-ayat al-Quran diganti dengan hukum sekuler.
Akibat semua ini, mengantarkan Iran ke gerbang perjuangan revolusioner yang di pimpin langsung ulama besar Ayatullah Ruhullah Musavi Khomeini. Kampanye selebaran dan rekaman di Radio dan TV di pengasingannya di prancis membuat pengikutnya semangat melawan Pahlevi. Berselang masa kedatangan Imam Khomeini di Iran maka tanggal 1 Februari 1979 berbidato membakar semangat rakyat Iran dan dinobatkan sebagai pejuang dan pemimpin spiritual rakyat Iran. Atas kemenagannya itulah raja Pahlevi digantikan kekuasaanya oleh Imam Khomeini.[1]
Sejarah kebangkitan pendidikan islam di Iran berubah total. Secara revolusioner diawalai dari sebuah kota Qum[2]. Kota ini merupakan sebuah kota tua dan telah menjadi pusat Syiah sejak dulu, bahkan sekarang menjadi pusat Syiah terbesar di dunia sebab dari sinilah pemimpin revolusioner Iran Khomaini dilahirkan. Imam Khomaini berhasil membangunan madrasah di kota Qum,  puluhan lembaga pendidikan agama dan pusat studi Islam yang dikelolah oleh tokoh-tokoh agama Iran. Sebagai pusat pendidikan agama, Qum menghasilkan sejumlah tokoh besar antara lain Ayatollah Khameini, Mutahhari, Taba’taba’i. Ali Khameini, dan Rafsanjani.
5
 
Revolusi Islam Iran telah memberikan karunia, berkah dan keberhasilan yang begitu berharga bagi rakyat Iran. Revolusi ini telah menghadiahkan nilai-nilai luhur seperti tuntutan kemerdekaan, kebangkitan ilmu pengetahuan dan teknologi, dan kemandirian. Nilai-nilai inilah yang mendorong rakyat Iran untuk terus berjuang memutus ketergantungan di bidang ekonomi, politik, dan budaya asing serta mewujudkan keadilan ekonomi dan kemajuan iptek.
Waktu Pahlevi berkausa, hampir semua sarana pendidikan terpusat di kota. Orang desa hampir tidak beruntung dalam pendidikan, akhirnya imam khomaini mendirikan madrasah hampir diseluruh pelosok dusun. Sehingga banyak melahirkan alumni sarjana agama islam
Sejak awal Revolusi Islam, pemerintah Iran telah mencanangkan program perang melawan buta huruf. Terkait hal ini, Bapak Pendiri Revolusi Islam, Imam Khomeini menugaskan dibentuknya Lembaga Kebangkitan Melek Huruf. Upaya kontinyu dan tak kenal lelah lembaga ini berhasil menurunkan secara drastis angka buta huruf. Sebelum Revolusi Islam, angka buta huruf di Iran mencapai 50 persen, namun pasca Revolusi angka ini berhasil ditekan menjadi 10 persen. Prestasi cemerlang Lembaga Kebangkitan Melek Huruf ini bahkan berkali-kali mendapat pujian dan penghargaan dari lembaga-lembaga internasional, termasuk Unesco.
Di sisi lain, dalam beberapa tahun terakhir, dunia pendidikan di Iran terus mengalami kemajuan dan pertumbuhan yang pesat baik secara kualitas maupun kuantitas. Setiap tahun, terdapat banyak sekolah yang dibangun di berbagai kawasan di Iran. Pemerintah dan para praktisi pendidikan juga terus berusaha menyesuaikan kurikulum dan metode pendidikannya dengan pelbagai hasil temuan baru di bidang ilmu pengetahuan.
6
 
Dunia perguruan tinggi Iran juga mengalami perkembangan dan kemajuan yang pesat pasca Revolusi Islam. Meski angka para peminat pendidikan tinggi di Iran terus meningkat tajam, namun begitu, kini kapasitas kursi pendidikan di perguruan tinggi telah mencapai lebih dari satu juta 200 ribu kursi. Fenomena lain yang menarik di dunia kampus Iran adalah lebih dari 60 persen mahasiswa Iran adalah kaum hawa. Kenyataan ini merupakan salah satu efek dari upaya pemerintah memajukan peran kaum perempuan.
Iran menjadikan perempuan sebagai mahluk yang di dewakan dalam segala bidang, penghargaanya begitu tinggi dibanding dengan Negara Arab lainnya. Saat melakukan perang pun perempuan ikut sebagai ujung tombak dan pengambil kebijakan dalam menentukan posisi dan strategi perang.
Sejalan dengan perkembangan zaman dan arus globalisasi yang kian meluas membuat Iran terseret dengan issu global seperti issu gender, feminisme, liberal dan issu global lainnya yang menjadikan Iran terpecah menjadi tiga arus utama dalam merebut kekuasaan di Iran yaitu, kaum perempuan, kaum Intelektual dan kaum para mahasiswa atau disebut gerakan politik, tradisi dan demokrasi.
7
 
Peristiwa Revolusi Islam di Iran membawah pengaruh besar diberbagai belahan bumi di dunia. Khomeini sebagai Figur pejuang revolusi islam didunia, bagi kaum sebagian muslim mampu mengalahkan raja terkuat di Iran sebagai symbol sekuler eropasentris Shah Pahlevi. Indonesia dan Malaysia sebagai Negara terbanyak penganut islamnya tidak mampu menyerupai revolusi di Iran sehingga ummat islam di Negara tersebut simpati ingin memunculkan kembali gerakan revolusi seperti di Iran dengan menjadikan gerakan Imam khomaini sebagai ideology perjuangan melawan paham sekuler dari Eropa.


[1]Lihat, Abdul Rahman Assegaf, op.cit., h.79
[2].Maragustamsiregar, Islam di Iran.  http:// maragustamsiregar.Wordpress.com,html. (6 September 2010). Jam 15.30 wita

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

PENULIS BUKU KEKERASAN ATAS NAMA AGAMA

H. HAMZAH HARUN AL-RASYID. Lahir 30 juli 1962. Alumni Universiti Kebangsaan Malaysia (UKM) ini memperoleh gelar: • Sarjana Muda (BA) 1987,...