Shah Reza Pahlevi mendirikan Bank Nasional dan berbagai sekolah negeri lalu mencanangkan program wajib belajar. Univeritas Teheran didirikan , para perempuan pun dapat mendaftar kuliah meski sebelumnya telah dilarang. Dipuncak pemerintahan Pahlevi tiba-tiba meletus perang dunia ke dua. Iran menyatakan Negara netral. Namun Rusia menyerang Iran sebagai jalur komunikasi dan transportasi yang aman untuk menyerang Jerman, akhirnya Iran mengalami penderitaan yang berat maka Iran menegosiasi
perusahaan minyak di Iran dengan memasarkan minyak dalam jumlah yang banyak. Akhirnya Iran menjadi Negara terkaya pengekspor minyak di dunia, meski Pahlevi membuka hubungan bilateral dengan Amerika serikat dengan mengadopsi budaya Barat dengan melakukan westernisasi baginya kemajuan Barat dapat dilakukan untuk memodernisasi Iran.
|
Akibat semua ini, mengantarkan Iran ke gerbang perjuangan revolusioner yang di pimpin langsung ulama besar Ayatullah Ruhullah Musavi Khomeini. Kampanye selebaran dan rekaman di Radio dan TV di pengasingannya di prancis membuat pengikutnya semangat melawan Pahlevi. Berselang masa kedatangan Imam Khomeini di Iran maka tanggal 1 Februari 1979 berbidato membakar semangat rakyat Iran dan dinobatkan sebagai pejuang dan pemimpin spiritual rakyat Iran. Atas kemenagannya itulah raja Pahlevi digantikan kekuasaanya oleh Imam Khomeini.[1]
Sejarah kebangkitan pendidikan islam di Iran berubah total. Secara revolusioner diawalai dari sebuah kota Qum[2]. Kota ini merupakan sebuah kota tua dan telah menjadi pusat Syiah sejak dulu, bahkan sekarang menjadi pusat Syiah terbesar di dunia sebab dari sinilah pemimpin revolusioner Iran Khomaini dilahirkan. Imam Khomaini berhasil membangunan madrasah di kota Qum, puluhan lembaga pendidikan agama dan pusat studi Islam yang dikelolah oleh tokoh-tokoh agama Iran. Sebagai pusat pendidikan agama, Qum menghasilkan sejumlah tokoh besar antara lain Ayatollah Khameini, Mutahhari, Taba’taba’i. Ali Khameini, dan Rafsanjani.
|
Waktu Pahlevi berkausa, hampir semua sarana pendidikan terpusat di kota. Orang desa hampir tidak beruntung dalam pendidikan, akhirnya imam khomaini mendirikan madrasah hampir diseluruh pelosok dusun. Sehingga banyak melahirkan alumni sarjana agama islam
Sejak awal Revolusi Islam, pemerintah Iran telah mencanangkan program perang melawan buta huruf. Terkait hal ini, Bapak Pendiri Revolusi Islam, Imam Khomeini menugaskan dibentuknya Lembaga Kebangkitan Melek Huruf. Upaya kontinyu dan tak kenal lelah lembaga ini berhasil menurunkan secara drastis angka buta huruf. Sebelum Revolusi Islam, angka buta huruf di Iran mencapai 50 persen, namun pasca Revolusi angka ini berhasil ditekan menjadi 10 persen. Prestasi cemerlang Lembaga Kebangkitan Melek Huruf ini bahkan berkali-kali mendapat pujian dan penghargaan dari lembaga-lembaga internasional, termasuk Unesco.
Di sisi lain, dalam beberapa tahun terakhir, dunia pendidikan di Iran terus mengalami kemajuan dan pertumbuhan yang pesat baik secara kualitas maupun kuantitas. Setiap tahun, terdapat banyak sekolah yang dibangun di berbagai kawasan di Iran. Pemerintah dan para praktisi pendidikan juga terus berusaha menyesuaikan kurikulum dan metode pendidikannya dengan pelbagai hasil temuan baru di bidang ilmu pengetahuan.
|
Iran menjadikan perempuan sebagai mahluk yang di dewakan dalam segala bidang, penghargaanya begitu tinggi dibanding dengan Negara Arab lainnya. Saat melakukan perang pun perempuan ikut sebagai ujung tombak dan pengambil kebijakan dalam menentukan posisi dan strategi perang.
Sejalan dengan perkembangan zaman dan arus globalisasi yang kian meluas membuat Iran terseret dengan issu global seperti issu gender, feminisme, liberal dan issu global lainnya yang menjadikan Iran terpecah menjadi tiga arus utama dalam merebut kekuasaan di Iran yaitu, kaum perempuan, kaum Intelektual dan kaum para mahasiswa atau disebut gerakan politik, tradisi dan demokrasi.
|
Tidak ada komentar:
Posting Komentar