Dasar Psikologis dan Dasar Sosial
Dasar Psikologis
Seperti yang kita ketahui bahwa salah satu fungsi pendidikan adalah pemindahan nilai-nilai, ilmu dan keterampilan dari generasi tua ke generasi muda untuk melanjutkan dan memelihara identitas masyarakat tersebut.
Dalam pemindahan nilai-nilai, ilmu, dan keterampilan inilah psikologi memegang peranan yang sangat penting.Istilah pemindahan yang digunakan para penulis lain, melibatkan dua aspek dalam psikologi yang dapat perhatian besar dan mendorong begitu banyak penyelidikan. Kedua aspek itu adalah mengajar (teaching) dan belajar (learning). Dahulu orang beranggapan bahwa sebenarnya ada satu aspek saja yaitu mengajar. Belakangan ini kajian-kajian psikologi menunjukkan bahwa sebenarnya belajarlah yang lebih penting. Mengajar hanyalah salah satu cara memantapkan proses belajar itu.Jadi, hubungan psikologi dengan pendidikan adalah bagaimana budaya, keterampilan, dan nilai-nilai masyarakat dipindahkan, dalam istilah psikologinya dipelajari (learned), dari generasi tua ke generasi muda supaya identitas masyarakat terpelihara.
Dasar Sosial.
Pendidikan merupakan bagian yang tidak dapat dipisahkan dari kehidupan manusia. John Dewey menyatakan, bahwa pendidikan sebagai salah satu kebutuhan, fungsi sosial, sebagai bimbingan, sarana pertumbuhan yang mempersiapkan dan membukakan serta membentuk disiplin hidup (Zakiah Darajat, 1983:1).[1] Pernyataan ini setidaknya mengisyaratkan bahwa bagaimanapun sederhananya suatu komunitas manusia memerlukan adanya pendidikan. Maka dalam pengertian umum, kehidupan dari komunitas tersebut akan ditentukan aktifitas pendidikan di dalamnya. Sebab pendidikan, secara alami sudah merupakan kebutuhan hidup manusia.
Pendidikan berlangsung dalam pergaulan antara pendidik dengan anak didik. Dapatnya anak didik bergaul karena memang; baik pendidik maupun anak didik adalah merupakan makhluk sosial,yaitu makhluk yang selalu saling berintegrasi, saling tolong menolong, salin gingin maju, ingin berkumpul, ingin menyesuaikan diri, hidup dalam kebersamaan dan lain sebagainya. Sifat sebagai makhluk sosial sudah dimiliki sejak bayi, dan tampaknya merupakan potensi yang dibawa sejak lahir.
Bahwa manusia merupakan makhluk sosial karena beberapa faktor berikut:
a. Sifat ketergantungan manusia dengan manusia lainnya.
b. Sifat adaptability dan intelegensi.
Dengan demikian, manusia sebagai makhluk sosial, menjadikan sosiologi sebagai landasan bagi proses dan pelaksanaan pendidikan, karena memang karakteristik dasar manusia sebagai makhluk sosial akan berkembang dengan baik dan menghasilkan kebudayaan-kebudayaan yang bernilai serta peradaban tinggi melalui pendidikan.
Banyak aspek sosial yang mempengaruhi pendidikan, baik dari segi konsep, teori, dan pelaksanaannya. Dimensi-dimensi sosial yang biasanya tercakup dalam aspek sosial ini adalah fungsi-fungsi sosial yang dimainkan oleh pendidikan seperti pewarisan budaya yang dominan pada kawasan-kawasan tertentu di suatu lembaga pendidikan, seperti sekolah, faktor-faktor organisasi dari segi birokrasi, dan sistem pendidikan sendiri.
Dalam usaha kita untuk menganalisa masalah pendidikan dari segi sosial kita dapat mengajukan soal-soal kepada empat aspek sosial pendidikan itu sekaligus atau kita pusatkan pada salah satu aspek saja tetapi tidak mengabaikan aspek-aspek yang lain, misalnya sejauhmana penerapan nilai-nilai Islam itu berkesan dalam menumbuhkan sifat-sifat keberanian, patriotisme, kejujuran, dan lain-lain memperkuat pertahanan masyarakat.
Dalam usaha kita untuk menganalisa masalah pendidikan dari segi sosial kita dapat mengajukan soal-soal kepada empat aspek sosial pendidikan itu sekaligus atau kita pusatkan pada salah satu aspek saja tetapi tidak mengabaikan aspek-aspek yang lain, misalnya sejauhmana penerapan nilai-nilai Islam itu berkesan dalam menumbuhkan sifat-sifat keberanian, patriotisme, kejujuran, dan lain-lain memperkuat pertahanan masyarakat.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar